Thursday, August 13, 2015

kunjungan kedua

malam tadi saya berkunjung lagi di rumah Bpk.Kartono untuk membuka perban daun pisang pada luka akibat diabetes beliau.Per lahan lahan saya buka dan luka tersebut mengering dan tak berbau.Saya membasuhnya dengan air hangat yang sudah dimasak(biar steril) Kami melihatnya senang sekali.kemudian saya basuh lagi luka yang telah kering dengan daun sirih yang telah direbus.Saya bungkus merata diseluruh luka beliau,kemudian saya perban lagi dengan pelepah pisang dan saya ikat.Wah beliau mengeluh katanya berasa sakit seperti digigit semut.saya jawab tenang saja pak mungkin ini reaksi dari daun sirihnya sabar. Sekitar 30menit saya tunggu reaksi berikutnya ternyata beliau tidak tahan tdengan rasa yang seperti digigit semut tersebut.Lalu saya biarkan sampai satu jam dan kata beliau rasa digigit semut masih terasa,lalu saya buka lagi dan melihatnya...wah lukanya berlubang lagi duh cepet sekali nih si kuman nya makan daging beliau.Saya bersihkan lagi dan dianginkan agar sedikit mengering. Kemudian saya merebus lagi daun sirih agak banyak,setelah mendidih saya tumbuk tapi tidak sampai halusDan hasil tumbukan daun sirih yang telah direbus tadi saya tempelkan pada luka beliau dan disekitar lukanya.Tak ketinggalan pelepah pisang saya pakai untuk menutupnya. Saya ikat dan tidak terlalu kencang agar darah bisa mengalir dan beliau nyaman untuk menggerakannya.Saya tunggu reaksi dari beliau setelah diganti ramuannya.he he he he. "bagaimana pak,masih seperti digigit semut atau bagaimana?"tanyaku kepada beliau dijawabnya "enak mas dingin dingin gimana gitu ya".padahal air hangat kok rasanya dingin . ya mungkin itu reaksinya dan terliat beliau lebih nyaman dengan rasa tersebut. Saya pun berpesan kepada istrinya untuk sementara di masa pengobatan mengurangi makan nasi atau lebih baik diganti makan singkong rebus dulu dan untu selalu kontrol pada obat sirih yang saya tempelkan itu.dan lusa saya akan datang lagi melihat perkembangannya.kemudian saya pamit untuk pulang.Istri beliau dan anaknya kedua kalinya menyodorkan amplop yang katanya pengganti bensin dan kedua kalinyapun saya menolak halus...bukan gak butuh uang sich saya hanya iklas menolong mending uangnya buat beli keperluan beliau saja.Merekapun akhirnya memahami.sayapun pamit pulang ditengah larut malam mengendarai motor bebek bututku.rum rum itu suara knalpot motor bututku ciri khas kata orang orang..he .he .he..sampai rumah saya mikir lagi agar luka beliau dengan cepat sembuh dan bisa berjalan seperti semula.amien

No comments:

Post a Comment